TAFSIR SURAH SURAH PILIHAN #1


-بسم الله الرحمن الرحيم-


🌸TAFSIR SURAH-SURAH PILIHAN🌸 

Ustadzah Haifa Umm Muhammad حفظها الله 

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


Ustadzah memulai muhadharah dengan muqodimah dengan memberikan pujian kepada Allah, bershalawat untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan memohon pertolongan kepada Allah kebaikan untuk kita semua.


ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.

“Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya”


فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

"Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” [HR. Muslim no. 867]


Ustadzah mendoakan semoga majelis ini diberkahi oleh Allah. In syaa Allah kita akan mulai dari tafsir surah Al fatihah. Sebelum kita mulai Ustadzah menyampaikan keutamaan tafsir Al-Qur’an.


🍃Keutamaan mentadabburi Al-Qur’an yaitu merupakan ibadah yang paling mulia. Seseorang yang membaca Al-Qur’an disertai taddabur ini lebih baik dari orang yang banyak menghafal Al-Qur’an tapi tidak pernah mentadaburi Al-Qur’an. 

Perhatikan para sahabat mereka mempelajari Al-Qur’an sepuluh ayat dan tidak menambah ayat lain sebelum mentadaburi ayat yang mereka baca. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat membaca Alquran dengan pelan tanpa tergesa-gesa. Mereka para sahabat membaca sepuluh ayat. Sebelum beranjak dari sepuluh ayat tersebut, mereka terlebih dahulu menghafalnya. Kemudian mentadabburinya. Memahami maksudnya. Dan mengamalkan kandungannya.

Kondisi para sahabat ketika Mentadabburi Al-Qur’an, mereka belajar dari Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam sepuluh ayat dan mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya. Para sahabat tidak terburu-buru untuk mengkhatamkan Al-Qur'an tapi mereka membaca sepuluh ayat kemudian memahami makna kandungan nya dan mengamalkannya. Lalu berpindah pada ayat lain.

Dari Abi Abdurrahman as-Sulami, ia berkata, “Para pembaca Alquran –semisal Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, dll- bercerita kepada kami bahwa mereka belajar dari Rasulullah ﷺ sepuluh ayat. Mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya. Mereka berkata, ‘Kami mempelajari Alquran; memahaminya, sekaligus mempraktikkannya’. Oleh karena itu, para sahabat butuh beberapa waktu untuk menghafalkan satu surat. 

Dan tujuan diturunkannya Al-Qur’an yaitu agar kita memperhatikan firman Allah dan mendapatkan pelajaran. Allah Ta’ala berfirman:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الألْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29).”


💬 Wajib bagi kita untuk mengikuti para salafussalih, yang mana mereka membaca Al-Qur’an dan mentadaburi Alquran serta mengamalkannya. Mereka adalah orang-orang yang bersemangat dalam membaca dan mentadaburi Al-Qur’an.


🎙Ibnul Qoyyim-rahimahullah-berkata: 

”Tidak ada yang lebih besar manfaatnya bagi hati dari pada membaca al-Qur’an dengan mentadabburi dan merenungkannya, karena al-Qur’an merupakan kitab suci yang bisa dijadikan pedoman hidup oleh setiap manusia, dengan membaca dan mentadabburinya bisa melahirkan al-Mahabbah (cinta kepada Allah), al-Khauf (rasa takut kepada Allah), ar-Raja’ (berharap hanya kepada Allah).

🥀Banyak hafidzah Al-Qur’an namun didapati buruknya perangai mereka. Mereka hanya membaca tanpa tafakur merenungi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. 

Bagaimana hati akan baik jika seseorang tidak merenungi ayat-ayat Al-Qur’an. Dan lahirnya Hati buruk sebab lalainya mentadaburi Al-Qur’an dan ini akan tampak pada akhlak seseorang. 


🎙Syaikh Utsaimin mengatakan

Orang yang mentadaburi Al-Qur’an maka akan mendapatkan keberkahan dalam umurnya.

Maka taddaburilah Al-Qur’an, karena ini adalah hal yang wajib bagi kita semua. Mari kembali sebagaimana para salafussalih berinteraksi dengan Al-Qur’an. 

Jika kita ingin membenahi umat ini maka kembalilah kepada orang-orang terdahulu yaitu para salafussalih. 

Membaca al-Qur’an dengan taddabur lebih baik dari pada membaca tanpa tadabbur. 

🥀Betapa banyak hafidz Al-Qur’an tapi mereka kehilangan kenikmatan dalam membaca Al-Qur’an. Apa penyebabnya mereka mengabaikan dalam mentadaburi Al-Qur’an.

Maka sepantasnyalah seorang mukmin menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya, membacanya dengan merenungkan dan mentadabburinya lalu mengamalkan isi kandungannya, 


🎙Ibnul Qoyyim-rahimahullah-berkata: 

”Tidak ada yang lebih besar manfaatnya bagi hati dari pada membaca al-Qur’an dengan mentadabburi dan merenungkannya, karena al-Qur’an merupakan kitab suci yang bisa dijadikan pedoman hidup oleh setiap manusia, dengan membaca dan mentadabburinya bisa melahirkan al-Mahabbah (cinta kepada Allah), al-Khauf (rasa takut kepada Allah), ar-Raja’ (berharap hanya kepada Allah) al-Inabah, tawakkal, ridha dan menerima (takdir Allah), sifat sabar, syukur serta seluruh perbuatan yang bisa menyebabkan hidupnya hati dan mencapai kesempurnaannya.

Membaca sebuah ayat al-Qur’an disertai dengan mentadabburi dan merenungkan maknanya jauh lebih baik dari pada mengkhatamkan al-Qur’an tanpa disertai tadabbur dan pemahaman akan maknanya. Membaca al-Qur’an dengan memahami makna dan kandungannya jauh lebih bermanfaat bagi hati serta jauh lebih besar faidahnya dalam menambah keimanan dan merasakan manisnya al-Qur’an.” (Miftah Daar as-Sa’adah:I/187).


Sedikit Ayat Disertai Tadabbur atau Banyak Ayat tanpa Tadabbur? Membaca sedikit ayat tetapi disertai tadabbur dan perenungan, atau membaca banyak ayat tetapi tanpa tadabbur sama sekali? 


🎙Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

فإذا قرأه بتفكر حتى مر بآية وهو محتاج إليها في شفاء قلبه، كررها ولو مائة مرة ولو ليلة، فقراءة آية بتفكر وتفهم خير من قراءة ختمة بغير تدبر وتفهم، وأنفع للقلب، وأدعى إلى حصول الإيمان وذوق حلاوة القرآن.

“Jika seseorang membaca al-Qur’an dengan perenungan hingga sampai pada sebuah ayat yang dia butuhkan untuk mengobati hatinya, maka dia mengulang-ulang ayat tersebut walaupun sampai seratus kali atau bahkan sampai semalaman. Maka, membaca satu ayat dengan memikirkannya dan memahaminya itu lebih baik, lebih bermanfaat untuk hati, dan lebih mampu untuk memupuk iman dan merasakan manisnya al-Qur’an, daripada sekadar meng-khatam-kan al-Qur’an tanpa men-tadabburi-nya dan memahaminya.” [Miftah Daris Sa’adah, karya Ibnul Qayyim, 1: 187]


🍃Mentadaburi Al-Qur’an adalah ibadah yang agung dan mulia. Kenapa dikatakan amal ibadah dan perbuatan mulia lihatlah perkataan siapa yang ayat-ayat tersebut? Ialah Allah, Al-Qur’an adalah perkataan dari Rabb yang paling mulia. 

Apa yang sedang kita pikirkan ketika sedang mentadaburi Al-Qur’an yaitu kita sedang memperhatikan kalam Allah. Perkataan Allah petunjuk untuk umat.

Al-Qur’an diturunkan ditaddaburi, direnungi dan mempengaruhi hati kemudian terwujud nya amalan. Mentadaburi Al-Qur’an awal dari seseorang untuk beramal. Ashanul himah mereka yang tinggi semangat dalam menuntut ilmu.

Kita lelah dalam menjalani kehidupan didunia ini, jangan sampai lelah kita tidak bernilai pahala. Ketauhilah yang bermanfaat dalam hidup ini yaitu mempelajari Al-Qur’an, memahami lalu beramal dengannya.

Makna Taddabur yaitu bermuamallah dengan Al-Qur’an, membaca, mentadaburi, lalu mengamalkan. Seseorang yang hanya membaca Al-Qur’an tanpa taddabur lalu bagaimana ia mau beramal. Bagaimana ia mau melakukan ketaatan jika ia tidak memahami perintah Allah dalam Al-Qur’an. 

Ketika membaca Al-Qur’an hadirkan hati, janganlah hati kita lalai ketika membaca Al-Qur’an. Ketika membaca perhatikan setiap firman Allah, seakan-akan Allah sedang berbicara kepada kita. 


✒️Faedah mentadaburi Al-Qur’an :


1. Memahami maksud ayat yang disebutkan. 

Ketika seseorang mentadaburi Al-Qur’an maka ia akan faham apa yang Allah inginkan pada ayat tersebut. Bagaimana seseorang akan beramal kalau ia tidak memahami ayat yang ia baca dan bagaimana seseorang akan menjauhi maksiat jika ia tidak memahami makna ayat yang ia baca. 

Dan tidak termasuk memiliki pemahaman orang yang membaca Al Qur’an kurang dari tiga hari.

فعَنْ عَبْدِ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( لَا يَفْقَهُ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثٍ ).

رواه الترمذي ( 2949 ) وأبو داود ( 1390 ) وابن ماجه ( 1347 ) وصححه الألباني في " صحيح ابن ماجه .

Dan dari Abdullah yaitu Ibnu Amr dia berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : (Tidak termasuk memiliki pemahaman orang yang membaca Al Qur’an kurang dari tiga hari ). Hadits riwayat At Turmudzi ( 2949 ) Abu Daud ( 1390 ) Ibnu Majah ( 1347 ) dan disahihkan oleh Al Albani dalam “ Sahih Ibnu Majah ”.

Jadi bacalah, lalu fahami maknanya, jangan tergesa-gesa untuk mengkhatamkan tanpa taddabur. 


2. Dengan taddabur semakin kuat rasa takut kita kepada Allah. 

Hadirkan rasa takut kepada Allah ketika membaca Al-Qur’an. Hadirkan bahwa kita sedang membaca kalamullah yang mulia, perkataan Rabb Yang Agung. Dengan taddabur muncul rasa takut kepada Allah. 

Perhatikan bagaimana kondisi para salafussalih ketika membaca Al-Qur’an. disebutkan didalam Surat Az-Zumar : 23

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًا مُّتَشَٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun."

Para ulama mereka adalah orang-orang yang memiliki rasa takut yang sebenarnya kepada Allah Ta’ala. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّـهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّـهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

“Hanyalah para ulama yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan takut yang sebenarnya dikalangan manusia, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fatir[35]: 28)


Kata Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala, ayat ini merupakan pembatasan/pengkhususan bahwa yang memiliki rasa takut kepada Allah di antara semua hamba-hambaNya, rasa takut itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang berilmu.

Para ulama yang takut kepada Allah. Dan yang paling takut kepada Allah yaitu Rasûlullâh Shallallahu Alaihi wasallam karena Rasulullah adalah sosok yang paling faham tentang firman Allah. 

Para ahlus sufah ketika itu menangis, sampai air mata menetes dari dagu mereka. Ketika Rasulullah mendengar tangisan ahlu sufah, beliau pun ikut menangis. Kami pun menangis melihat Rasulullah menangis. Lalu Rasulullah bersabda,

لا يلج النار من بكى من خشية الله

“Orang yang menangis karena takut kepada Allah, tidak akan disentuh oleh api neraka.”

Mereka adalah orang-orang yang takut kepada Allah, mereka memahami ketika membaca firman Allah.


Perhatikan kisah tangisan sahabat Ibnu Umar. Ketika membaca surat Al-Muthoffifin sampai pada ayat :

يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

“Hari kebangkitan adalah hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.”

Beliau menangis sampai jatuh tersungkur dan tidak mampu melanjutkan bacaan. Mentadaburi ayat-ayat Allah akan menimbulkan rasa takut. 


3. Dimudahkan dalam mengamalkan ayat-ayat Allah. 

Umar bin Al-Khattab رضي الله عنه berkata :

"Janganlah sekali-kali seorang yang membaca Al-Qur'an membuat kalian tertipu, karena sesungguhnya ia hanyalah Firman (Allah تعالى) yang kita berbicara dengannya, akan tetapi lihatlah siapa yang dapat beramal dengan isinya." [iqtidha'ul 'ilm Al-'amal, (109)]


Jangan lihat siapa orang yang membaca Al-Qur’an tapi lihatlah siapa yang beramal dengan Al-Qur’an. Ketauhilah orang-orang munafiq mereka adalah orang-orang yang paling banyak menghafal Al-Qur’an. Akan tetapi nereka hanya membaca tapi tidak mempelajari dan memahami Al-Qur’an bahkan jauh dari mengamalkan Al-Qur’an. 


Ketauhilah orang yang berpaling dari Al-Qur’an pasti rugi di dunia dan akhirat. Firman Allah yang menjelaskan keadaan orang yang berpaling dari Al-Qur’an :

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: Demikian-lah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.”(Thaha: 124-126)

Allah menjamin kehidupan orang-orang yang membaca Al-Qur’an, mentadaburi lalu beramal dengannya. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ ﴿١٢٣﴾ 

Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (Qs. Thaha : 123)


Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu berkata: 

Allah telah menjamin orang yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan ajarannya tidak akan sesat di dunia dan tidak akan sengsara di akhirat. Kemudian Ibnu Abbas membacakan ayat di atas.

Sesungguhnya di antara sebab yang bisa mendatangkan kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah membaca al Quran dengan khusyu’ dan berusaha memahaminya. Sehingga tidak mengherankan, apabila kedekatan dengan al Quran merupakan perwujudan ibadah yang bisa mendatangkan cinta Allah, apabila Allah telah menghendaki dengan hikmahNya.

Para salafush-shalih, ketika membaca al Quran, mereka sangat menghayati makna ini. Sehingga ketika membaca al Quran, seolah-olah seperti seorang perantau yang sedang membaca sebuah surat dari kekasihnya.


🎙Al  Hasan al Basri berkata : 

”Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menganggap al Qur`an adalah surat-surat dari Rabb mereka. Pada malam hari, mereka selalu merenunginya, dan akan berusaha mencarinya pada siang hari.”

Seandainya kita berpikir, sungguh ini merupakan keistimewaan yang luar biasa. Allah Yang Maha Besar, Maha Tinggi, Raja Diraja, mengkhususkan khitab (pembicaraan) dan kalamNya untuk manusia. Allah memberikan kepada mereka kemuliaan untuk berbicara, berkomunikasi dengan-Nya. Segala puji bagi Allah.


4. Dengan taddabur maka seseorang akan mengenal nama Allah dan sifat-sifat-Nya. 

Dengan taddabur Al-Qur’an maka makin bertambah kecintaan dan kemuliaan seseorang kepada Allah. Seseorang yang mentadaburi Al-Qur’an maka ia akan mengenal nama dan sifat-sifat Allah dan melahirkan kecintaan kepada Rabb-nya dan ia bersungguh-sungguh dalam beramal. 

Sesungguhnya inilah jalan yang akan mengantarkan kepada syurga Allah. Jalan keselamatan yaitu kita mengenal Allah melalui nama dan sifat-sifat-Nya ini didapatkan dengan mentadabburi Al-Qur’an.


Ya akhwat..

Pilihannya ada ditangan kita, apakah kita mau memilih jalan untuk menuju syurga maka kenali Allah lalu taati Allah dengan mentadabburi Al-Qur’an atau kita mau memilih jalan menuju neraka yang mana dengan abainya kita mentadaburi Al-Qur’an.


Semoga Allah memberikan taufiq dan pertolongan untuk kita senantiasa membaca, mentadaburi, dan mengamalkan Al-Qur’an. Hanya kepada Allah kita memohon keselamatan. 

والله أعلمُ بالـصـواب

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين


🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

Pertemuan-1 

Hari dan Tanggal: Sabtu, 27 Januari 2024 | 15 Rajab 1445H

Pukul: 16.30 WIB

Mutarjimah :Ustadzah Nafilah حفظها الله

✏️Team Taj Al Waqar Qism Indonesia

•┈┈•┈┈•⊰•❁✿❁•⊱•┈┈•┈┈•

Post a Comment

0 Comments