Tadabbur Juz 'Amma: Surah As Syams

 


- بسم الله الرحمن الرحيم -

🌸 TADABBUR JUZ 'AMMA🌸

Teacher: Ustadzah Maha, حفظهاالله 

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

Bismillahirrahmanirrahim. 
Ustadzah membuka majelis dengan pujian kepada Allah ﷻ, shalawat kepada Rasul ﷺ dan do'a-do'a.

Bahwasanya do'a-do'a yang telah disebutkan ustadzah merupakan doa-doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada para sahabat.

Surat Asy Syams terdiri atas 15 ayat. Termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, dan ini disepakati oleh para ulama. Surat ini dinamakan juga surah Asy-Syam, dan juga Wasy Syamsi Wadhuhaahaa.

Mu’adz bin Jabal Al-Anshari pernah memimpin shalat Isya. Iapun memperpanjang bacaannya. Lantas ada seseorang di antara kami yang sengaja keluar dari jama’ah. Ia pun shalat sendirian. Mu’adz pun dikabarkan tentang keadaan orang tersebut. Mu’adzpun berkata, ‘’Sesungguhnya ia seorang munafik’’. Tatkala perkataan Mu’adz sampai kepada orang tersebut maka iapun mendatangi Rasulullah ﷺ dan mengabarkan pada beliau apa yang dikatakan oleh Mu’adz padanya. Nabi ﷺ lantas menasehati Mu’adz, “Apakah engkau ingin menjadi pembuat fitnah, wahai Mu’adz? Jika engkau mengimami orang-orang, bacalah surat Asy-Syams, Adh-Dhuha, Al-A’laa, Al-‘Alaq, atau Al-Lail.” 
(HR. Muslim, no. 465)

Di antara maksud surah ini adalah berfokus pada hal yang  menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah, menyebutkan nikmat-nikmatNya yang berada di cakrawala, serta menyebutkan jiwa dan keadaan-keadaannya sebagai pensucian jiwa dan mencegah dari  kemaksiatan.

✒️Asy-Syams 91:1

وَٱلشَّمْسِ وَضُحَىٰهَا 
"Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari."

Allah memulai dengan sumpah, yakni: cahaya matahari dan manfaat yang bersumber darinya.

Allah Maha Agung dan tidaklah Dia bersumpah kecuali dengan sesuatu yang agung pula.

Allah ﷻ mengawali Surah yang agung ini   dengan 8 sumpah. Dia ﷻ berhak untuk bersumpah dengan apapun dari makhlukNya yang Ia kehendaki, sebagaimana yang telah kita sebutkan bahwa tidaklah Allah ﷻ bersumpah dengan apapun, kecuali padanya ada keutamaan dan keistimewaan.

Kata Syekh Utsaimin:
Allah Ta'ala bersumpah dengan matahari dan cahayanya, karena di dalamnya terdapat tanda-tanda yang menunjukkan sempurnanya kuasa, ilmu dan rahmat Allah Subhaanahu wa Ta'ala.

Sungguh di dalam matahari ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah yang tidak diketahui oleh sebagian orang.

Kata Syeikh, dan matahari menghasilkan banyak manfaat yang saya sendiri tidak mampu menghitungnya, karena kebanyakan perkara ini berkaitan dengan ilmu falak, ilmu bumi dan geologi. Namun demikian itu semua adalah di antara tanda-tanda kebesaran Allah yang agung.

Jika matahari terbit berapa besar di bumi ini tegangan listrik yang terpenuhi?
Memenuhi miliaran daya listrik, karena manusia tercukupi dengan daya listrik dari sinar matahari. Berapa suhu yang diperoleh bumi dari panasnya? Dengannya buah-buahan matang, pepohonan menjadi tumbuh baik. Tidak ada yang mengetahui besarnya kecuali Allah 'Azza Wa Jalla.

✒️Asy-Syams 91:2

وَٱلْقَمَرِ إِذَا تَلَىٰهَا 
"Demi bulan apabila mengiringinya,"

Yakni: Mengiringinya dalam peredaran dan cahayanya.

Ayat ini menunjukkan bahwa cahaya bulan merupakan cahaya dari matahari. Matahari menghasilkan cahaya sendiri, adapun bulan mendapatkan cahaya dari matahari.

وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا 
Dan apabila bulan mengiringi matahari, ketika matahari terbenam dan alam menjadi gelap, datanglah bulan sebagai cahaya di kegelapan. Itu menjadi penerang bagi manusia di malam hari.

Allah menggabungkan dua tanda ini dan juga sebagaimana pada ayat lain.

QS. Yasin 36:40

لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ 

"Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

Demikian pula dalam surah Al-Qamar, Al-Insyiqaq, Allah bersumpah dengannya. 
Allah juga bersumpah dengan bulan di beberapa ayat lain karena bulan ini memiliki banyak manfaat.

Dan tidaklah Allah bersumpah kecuali dengan sesuatu yang agung dan memiliki manfaat yang banyak bagi manusia.

✒️Asy-Syams 91:3

وَٱلنَّهَارِ إِذَا جَلَّىٰهَا 

"Demi siang apabila menampakkannya,"

Dhamir ه di sini kembali kepada الأرض, yakni menampakkan apa yang ada di muka bumi dan membuatnya jelas.

Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah bila cuacanya cerah. 
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan siang apabila menampakkannya. Yakni apabila siang hari menerangi semuanya. 

✒️Asy-Syams 91:4

وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰهَا 
"Demi malam apabila menutupinya (gelap gulita)."

Yakni: menutupi muka bumi, sehingga menjadi gelap.

Dhamir ها disini bisa kembali kepada الأرض dan bisa kembali kepada الشمس.

Para ulama mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah pada ayat keempat, yaitu apabila malam menutupi matahari saat matahari tenggelam, maka seluruh cakrawala menjadi gelap.

Pada ayat-ayat sebelumnya kita melihat bahwasanya Allah bersumpah dengan waktu dan Allah juga bersumpah dengan waktu di ayat lain (surah al-'Asr ayat 1). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan kita.

✒️Asy-Syams 91:5

وَٱلسَّمَآءِ وَمَا بَنَىٰهَا 
"Demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan),"

Ketika "مَا" di sini diartikan مَا maushulah, maka makna pada ayat ini mencakup sumpah dengan langit dan bersumpah dengan siapa yang membuat langit tersebut, Dialah Allah Tabaraka wa Ta'ala.

Adapun ketika مَا di sini diartikan sebagai مَا mashdariyyah, maka makna pada ayat ini mencakup sumpah dengan langit dan bersumpah atas pembangunannya yang sempurna.

✒️Asy-Syams 91:6

وَٱلْأَرْضِ وَمَا طَحَىٰهَا 
"Demi bumi serta penghamparannya,"

Yakni: Allah membentangkan dan meluaskannya (bumi) sehingga memungkinkan bagi seluruh makhluk untuk memanfaatkannya dengan berbagai hal.

Ini adalah di antara nikmat Allah subhaanahu wa Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan menjadikan bumi ini seimbang, dan menjadikannya bersifat tengah-tengah antara lembek dan keras, kecuali di tempat-tempat tertentu. Tapi tempat yang seperti itu sedikit tidak sebanding dengan yang banyak.

Bumi ini dihamparkan agar makhluk dapat mendapatkan manfaat darinya, bumi tidak dijadikan seluruhnya gunung. Dan ini merupakan nikmat di antara nikmat-nikmat Allah.

✒️Asy-Syams 91:7

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّىٰهَا 
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya,"

Jiwa dan penciptaan makhluk merupakan hal yang agung. Yaitu penciptaannya yang sempurna dengan dibekali fitrah yang lurus lagi tegak.

Adz-Dzariyat 51:21

وَفِىٓ أَنفُسِكُمْۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ 
"Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"

وَنَفْسٍ
Jiwa di sini walau pun dengan lafazh tunggal namun maksudnya umum yang berarti semua jiwa. Kemungkinan yang dimaksud di sini adalah jiwa seluruh makhluk hidup, sebagaimana dikuatkan oleh keumuman ayat ini. Kemungkinan lainnya, maksud dari sumpah dengan jiwa di sini adalah jiwa manusia yang mukallaf (orang yang terkena beban kewajiban) dengan dalil apa yang akan datang setelahnya.

وَمَا سَوَّاهَا 
Maknanya: Menyempurnakan fisik dan fitrahnya. Di mana Allah menciptakan segala sesuatu pantas dengannya dan sesuai dengan kondisinya.

Makna lain:  Menyempurnakan fitrahnya, terutama manusia. Sesungguhnya Allah telah menjadikan fitrahnya di atas keikhlasan dan tauhid,  sebagaimana firman Allah:

Ar-Rum 30:30

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًاۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَاۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ 
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,"

Syaikh as-Sa'di mengatakan: Jiwa adalah di antara tanda kebesaran Allah yang berhak untuk dijadikan sumpah, karena jiwa adalah sesuatu yang amat lembut dan tidak kelihatan, amat cepat berpindah (bergerak), cepat berubah, terpengaruh oleh emosi-emosi diri seperti sedih, berkeinginan, cinta, dan benci.

Tanpa jiwa, raga hanyalah patung yang tidak ada gunanya. Dibentuknya ia secara sempurna merupakan salah satu tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah.

Kemudian Ibnu Katsir menyebutkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka hanya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, atau seorang Nasrani, atau seorang Majusi. Sebagaimana hewan ternak yang melahirkan anaknya dalam keadaan utuh, maka apakah kamu pernah melihatnya ada yang cacat?"

✒️Asy-Syams 91:8

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا 
"Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"

Ibnu Abbas mengatakan:
Kenapa Allah mengilhamkan jalan kejahatan dan ketakwaan? Agar ini menjadi ujian bagi mereka. Yakni Allah menerangkan kepadanya jalan kefasikan dan ketakwaan, kemudian memberinya petunjuk kepadanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah untuknya.

Kenapa Allah menyebutkan fujurr (kejahatan) lebih awal? Agar mukhatab memperhatikan ayat ini.

Memberikan ilham dengan ketakwaannya adalah (menunjukinya kepada) yang sesuai dengan fitrah, karena kefajiran (kefasikan) adalah keluar dari fitrah. Tapi terkadang Allah memberikan ilham kepada sebagian jiwa mengarah ke penyimpangannya, sebagaimana dalam firman-Nya:

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ 
"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka;"
(Ash-Shaf: 5)

Allah tidak akan menzalimi siapa pun, tetapi Allah tahu bahwa ia tidak menginginkan kebaikan maka Allah palingkan hatinya.

Ayat ini serupa dengan ayat, 
وَهَدَيْنَٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ 
"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)," 
(QS. Al-Balad 90:10)

Dan juga ayat,

إِنَّا هَدَيْنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا 
"Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur." 
(QS. Al-Insan 76:3)

Kemudian di ayat selanjutnya Allah menyebutkan objek qosam (sumpah)

✒️Asy-Syams 91:9

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا 
"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),"

Makna "Man Zakkaha" yakni: Dia yang mensucikan jiwanya dari berbagai dosa, membersihkannya dari aib-aib dan meningkatkannya dengan ketaatan, ilmu yang bermanfaat dan amalan-amalan yang baik.

Dhamir هَا kembali kepada النفس (jiwa). Di sini Allah menegaskan dengan menggunakan huruf قَدْ yang menunjukkan ta'kid (penegasan).

Bagaimana kita mensucikan diri?
🌸Yang pertama adalah dengan tauhid.
🌸Kemudian menjaga shalat, dan sedekah.

Sebagaimana dalam ayat berikut:

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ 
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
(At-Taubah 9:103)

🌸Kemudian, DOA. Yaitu dengan doa yang disabdakan Nabi ﷺ.

اللهم ات نفسي تقواها وزكها أنت خير من زكها أنت وليها ومولاها
"Ya Allah berikan jiwaku ini ketakwaan, sucikan ia, Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkau penolongnya dan pemiliknya."

🌸Selanjutnya adalah Tilawah Al-Qur’an.

يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ 
"..yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an).."
(Aali-Imran 3:164)

✒️Asy-Syams 91:10

وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا 
"Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."

Yakni, menyembunyikan jiwanya yang mulia yang tidak sebenarnya dengan menghempaskannya dan menyembunyikannya dengan kekotoran, kerendahan, dan mendekatkannya dengan berbagai aib dan dosa, meninggalkan sesuatu yang bisa menyempurnakan dan menumbuhkannya, serta menggunakan sesuatu yang memperkeruh dan mengotorinya.

Para mufassirin mengatakan bahwa makna zakkaha di sini adalah thahhara. Karena kesyirikan adalah najis secara maknawi sebagaimana hadits nabi ﷺ. 
Dan maksud dari ayat ini bukanlah mensucikan diri kita atau merasa takjub dengan amal kita. Maksud ayat ini adalah mensucikan diri kita dari apa-apa yang Allah larang.

Maksud tazkiyah (menyucikan) dalam ayat ini bukan tazkiyah yang dilarang dalam firman Allah lainnya:

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ 
"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci" 
(An-Najm: 32)

Yang dimaksud menyucikan jiwa dalam ayat di atas adalah dengan membersihkannya dari kesyirikan dan noda-noda maksiat, sehingga jiwa tetap menjadi suci, bersih dan bening.

✒️Asy-Syams 91:11

كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَىٰهَآ 
"(Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas (zhalim),"

Makna huruf ب disini adalah sebab. Yakni, karena tindakan mereka yang melampaui batas, merasa tinggi hati terhadap kebenaran dan kesombongannya terhadap rasul-rasul.

✒️Asy-Syams 91:12

إِذِ ٱنۢبَعَثَ أَشْقَىٰهَا 
"Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,"

Yakni, orang paling sengsara di antara penduduk kabilah tersebut yaitu Qudar bin Salif karena menyembelih unta ketika mereka sepakat untuk itu, dan mereka menyuruhnya lalu ia menunaikan perintah mereka.

✒️Asy-Syams 91:13

فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ ٱللَّهِ نَاقَةَ ٱللَّهِ وَسُقْيَٰهَا 
"Lalu Rasul Allah (Shalih) berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina dari Allah ini dengan minumannya."

Artinya: Waspadalah kalian, jangan sampai menyembelih unta Allah yang dijadikan sebagai tanda-tanda kebesaran Allah untuk kalian. Jangan kalian batasi nikmat Allah berupa meminum susunya, dengan menyembelihnya. 

Ibnu Katsir mengatakan maksudnya, janganlah kalian melampaui batas atau bersikap zalim terhadap giliran minumnya, karena sesungguhnya dia mempunyai hari giliran tertentu bagi minumnya, juga bagi kalian ada hari giliran tertentu lainnya yang telah dimaklumi.

✒️Asy-Syams 91:14

فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُم بِذَنۢبِهِمْ فَسَوَّىٰهَا 
"Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya, karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya, lalu diratakan-Nya (dengan tanah),"

Makna sawwahaa di sini mereka semua diberikan hukuman akibat perbuatannya

فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ 
"maka Tuhan mereka membinasakan mereka"
Yakni, menimpakan siksa dan membinasakan mereka, karena sebab dosa mereka, karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala tidak pernah sedikit pun menzalimi manusia, tapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

Karena dosa-dosa adalah sebab yang mengundang kebinasaan, kehancuran dan kerusakan. Sebagaimana dalam firman Allah Tabaraka wa Ta'ala:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ 
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(Ar-Rum: 41) 

✒️Asy-Syams 91:15

وَلَا يَخَافُ عُقْبَٰهَا 
" Dan Dia tidak takut terhadap akibatnya."

Yakni, apa-apa yang menjadi akibat setelah itu. Bagaimana Dzat Yang Maha Memaksa yang tidak satu pun makhluk bisa terlepas dari paksaan dan tindakanNya merasa takut. Mahabijaksana Allah dalam segala hal yang diputuskan dan disyariatkanNya.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah tidak takut terhadap siapa pun tentang apa yang telah dilakukan-Nya. Tiada seorang pun yang akan meminta pertanggungjawaban terhadap-Nya

Demikianlah makna ayat menurut keduanya, yakni orang yang menyembelih unta betina Allah itu tidak takut kepada akibat dari perbuatannya itu. Tetapi pendapat pertamalah yang lebih kuat, mengingat konteks kalimat menunjukkan kepada pengertian tersebut; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

📂Selanjutnya kita mengambil faidah amaliyyah dari surah ini:

1. Pentingnya tafakkur dengan makhluk-makhluk Allah yang agung
2. Kemudian Allah mengilhamkan manusia dengan kejahatan dan ketaatan. Maka hendaknya kita mensucikan diri dengan ketaatan dan menjaga diri kita dari kemaksiatan. 
3. Surah ini ketika menjelaskan tentang Kaum Tsamud dan hukumannya, hendaknya manusia mengambil ibrah (pelajaran) dan takut dengan hukuman dari-Nya. 
4. Surah ini menjelaskan tentang uslub kisah yang bermanfaat untuk kita ceritakan kepada anak-anak. 
5. Matahari dan bulan adalah merupakan ayat-ayat Allah yang menunjukkan rububiyahNya. Maka perhatikanlah hal tersebut. 
6. Ayat 9 menunjukkan keberuntungan di dua alam, yakni dunia dan akhirat. Dan ayat 10 menunjukkan kerugian di dunia dan akhirat, maka pilihlah yang engkau inginkan.

Sekian, mohon maaf atas segala kekurangan. Wallahu a'lam bishshawwab


🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿


🕰️ 04 Jumadil Awal 1442 H/ 19 Desember 2020
📝 Diterjemahkan oleh Al-Ukh: Lina Ummu Abdullah dan Fitrah, حفظهن الله 

Post a Comment

0 Comments